Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Vanilla Cafe 2016

Selasa, 05 April 2016

Oke Guys kali ini Cece kembali lagi dengan cerita baru. :) Tulungagung ada cafe lagi nghits yang baru dibuka tanggal 30 April 2016.
Biasanya anak muda paling nongkrong cuma di Alun-alun, hutan Kota, atau mungkin di angkringan-angkringan yang tersebar dimana-mana. Ya tempat-tempat itu mungkin juga masih rame sih, kayak gak ada matinya . Harga di tempat-tempat itu emang murah banget, ya standar warung kopi biasalah. Begitupun tempatnya juga sederhana hanya lesehan pinggir jalan atau di gubuk-gubuk. Mungkin itu yang membuat tempat ini terus jadi pilihan, karena harganya yang murah dan sangat bebas untuk kumpul bareng teman-teman.
Bagi kalian anak hits Tulungagung pasti bakalan seneng kalau nongkrong di tempat ini. Penasaran kan tempat nongkrongnya apa? Tempat nongkrongnya namanya adalah Vanilla Cafe. Kalau di Instragram namanya Vanillacafe2016. Kalau menurut Cece desain Cafe yang ada di Vanilla Cafe ini dekorasinya hampir sama kayak Cafe yang ada di kediri. :) Maaf Cece tidak bisa sebut merk. :)
Bagi kalian yang tidak terbiasa ditempat itu mungkin akan merasa asing dengan semuanya. Begitupun bagi anda yang datang mencari makan, tentu itu bukan pilihan yang tepat karena paling mentok menunya juga mie instan. Tapi sekarang Tulungagung sudah makin berkembang, life style orang Tulungagung sudah beranjak lebih modern. Seperti halnya kota-kota besar, Tulungagung kini punya cafe-cafe baru yang bisa menjadi pilihan kamu kalau udah bosan jalan-jalan. Ada sih beberapa cafe lama seperti Kopi Paste Cafe, Refreso Cafe, dan masih banyak nama Cafe yang belum Cece sebutkan. :) Tapi kayak itu gak sehits cafe-cafe baru diantaranya Cafe Lentera, Home Cafe, Vanilla Cafe (Jl Pahlawan No 8 Tulungagung). Disini tidak ada unsur marketing, propaganda ataupun maksud lain selain hanya sebatas testimoni saya pribadi sebagai customer.
Biasanya orang datang ke cafe karena suasana dan interior cafenya demi memuaskan hasrat kenarsisan seseorang. Kayak berasa belum hits kalau belum foto di pernak pernik dan wall painting cafe kayak anak-anak hits jaman sekarang. Well, Vanilla Café 2016 dirancang modern dengan interior yang modern,soft gitu. Semuanya barang baru dan dekorasinya kayak dekorasi seperti ditaman sih kalau aku bilang. Suasananya enak, nyaman, dan punya ruangan outdoor juga. Enaknya disini banyak meja baik outdoor maupun indoor.
Selanjutnya menu, menurut Cece dalam hal menu Vanilla Cafe dan idealist cukup imbang. Menu yang ditawarkan sama-sama beragam. Selebihnya menu modernnya hampir sama, seperti spaghetti, sandwich, dll. Setelah suasana dan menu, hal lain yang mungkin akan dipertimbangkan adalah harga. Menurut saya dari ke 3 tempat itu, Vanilla Cafe menawarkan harga yang sangat Insyaallah bisa dijangkaulah. Harga sekitar 15-40 ribuan, sementara minuman rata-rata tidak ada 10-30 ribu, kayak Cece kemarin ke sana empat orang habis 139ribu.
Oke guys jadi masing-masing cafe punya kelebihan dan kekurangan. Vanilla Cafe bener-bener cocok banget. Apalagi kalau situ datengnya sama pasangan, kayak ini lebih recommended dibandingin yang lain. Suasana romantisnya bakal dapet dan tidak terlalu crowded juga. Ya kembali lagi ke kebutuhan dan selera. Tapi overall Cece pribadi suka Vanilla Café karena mungkin masih baru kali ya. :)
Oke, Thanks buat para Dumay yang sudah membaca. tunggu cerita Cece lagi. :)

Gunung Kelud-Kediri

Sabtu, 02 April 2016

Kembali lagi bagi para dumay dengan saya Eka Susanti. Kali ini Eka akan menceritakan perjalan Eka with Kak Pije dan Mas Fajar di Gunung Kelud Kediri tertanggal 18/11/2015 10.00 AM Gunung Kelud letaknya berada di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berbatasan dengan Kabupaten Blitar. Kita berangkat mengendarai roda dua. Seperti biasa bonek cuma berbekal air minum+jajan tak lupa bensin harus full ya Guys. Karena menuju arah masuk Gunung Kelud itu tidak ada Swalayan Pertamina. hahahaha Alias POM Bensin.
Jalan menuju Kelud, sebenarnya tidak terlalu ribet dan kondisinya tidak sangat bagus sperti tahun 2014 bulan Februari sebelum Gunung Kelud meletus,tapi kita bisa mengendarai kendaraan kita sampai tempat parkir kawasan gunung kelud. Selama perjalanan menuju Gunung Kelud, ada beberapa persimpangan jalan menuju ke Blitar, ada yang lewat Kediri lagi, ada yang ke Tulungagung, ada yang langsung ke Kabupaten Blitar memutar Gunung Kelud, nah, rute terakhirlah yang akan kami pakai, karena selain lebih cepat, jalannya juga sepi, jadi memungkinkan kami terhindar dari kemacetan dan persimpangan jalan. Mysterious Road atau Jalan Misteri sepanjang kurang lebih 100 m, sekitar 4 km sebelum Gunung Kelud. Apa sebenarnya keistimewaan jalan ini? Dilokasi ini kendaraan roda empat atau roda dua, jika mesin dimatikan dan gigi dalam posisi netral akan berjalan sendiri, meskipun secara kasat mata jalan menanjak. Konon Mysterious road mirip jalan jabal Magnet di Arab sana. Walaupun banyak kalangan memiliki pendapat berbeda, diantaranya mengatakan karena ada jin yang menariknya, ada juga yang berpendapat karena pengaruh grafitasi, ada juga pendapat lebih rasional, bahwa ini hanya merupakan ilusi mata, yaitu jalan yang secara kasat mata menanjak sebenarnya menurun. Tapi entahlah, apapun itu, justru inilah yang menjadi daya tarik dan ketika saya melihat dari dekat memang jalannya tampak menanjak dan ketika mencoba memang benar-benar bisa berjalan sendiri, meskipun mesin dalam kondisi mati. Silahkan anda perhatikan gambar yang ada, atau jika sangat penasaran datang langsung kelokasi dan saksikan fenomena yang jarang ada di tempat lain.

Gereja Merah Kediri

Oke Guys come back agaian. to the point aja ya. :-)
Menurut hasil pencarian yang Cece baca, nama asli bangunan ini adalah “Kerkeeraad Der Protestanche Te Kediri”, yang dibangun oleh Pendeta JA Broers pada 1904. Gereja ini menyimpan kitab injil berbahasa Belanda yang dicetak pada tahun 1867. Menurut cerita Gereja Merah hanya ada 2 di Indonesia, yaitu di Kediri dan di Probolinggo. Setelah beberapa menit menikmati suasana kekhidmatan Gereja Merah (plus menelusuri beberapa keindahan arsitektur Gereja Merah), Si Eka dan Kak Pije mengelilingi dan mengambil foto Gereja Merah. So beautiful, such as the building of which is overseas. :-D
Kota Kediri memiliki satu bangunan gereja tua berarsitektur unik. Gereja beralamatkan di jl. KDP Slamet 43 Kediri ini terlihat begitu megah dan berarsitektur klasik dengan ciri khas bangunan peninggalan Belanda. Namun yang unik dari bangunan tersebut, gereja ini berwarna merah, sehingga sangat mencolok, namun memiliki keindahan tersendiri. Gerja tersebut menjadi salah satu gedung Gereja yang tertua yang berada di kota Kediri. Walau telah berusia 101 tahun, terlihat bentuk kondisi fisik gedung sudah tua tetapi masih tampak begitu kokoh. Gereja yang saat ini mempunyai warna gedung merah bata ini belum pernah direnovasi sama sekali.
Gedung unik ini dinilai memiliki nilai sejarahdan nilai arsitektur yang tinggi. Sebab itulah, gedung ini dilabeli Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur. Gereja GPIB Immanuel ditetapkan pemerintah sebagai bangunan Cagar Budaya berdasarkan SK No SP202/0231/DKP/2008.Gereja ini terbuka untuk umum, bagi warga yang ingin menikmati keindahan arsitektur gereja bisa datang dan meminta izin kepada pengurus gereja.

Gunung Bromo

Jumat, 11 Desember 2015

Oke guys Eka kembali lagi dengan cerita perjalanan Eka bersama Tim EXPREZZ. Kita brangkat tanggal 14/11/2015 20.00PM megendarai roda empat yang beranggotaan Big Bos, Mas Satrio, Mas Heru, Mbak Ilut, Mbak Ratna, dan Eka.
Pejalanan kami melewati jalur Lawang Melalui Rute Pasuruan (Desa Tosari – Wonokitri – Gunung Bromo) Menurut sejarah yang Eka baca di sosial media.
Prolog Konon pada jaman dahulu kala ketika kerajaan majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah penduduk pribumi kebingungan untuk mencari tempat tinggal, hingga pada akhirnya mereka terpisah menjadi dua bagian yan pertama menuju ke gunung Bromo, kedua menuju Bali. Ke dua tempat ini sampai sekarang mempunyai dua kesamaan yaitu sama – sama menganut kepercayaan beragama Hindu. Disebut suku Tengger di kawasan Gunung Bromo, Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng juga Joko Seger yang diyakini sebagai asal-usul nama Tengger itu. “Teng” akhiran nama Roro An-”teng” dan “ger” akhiran nama dari Joko Se-”ger” dan Gunung Bromo sendiri dipercaya sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai Gunung Brahma. orang Jawa kemudian menyebutnya Gunung Bromo. Kisah asal-usul gunung Bromo Di sebuah pertapaan, istri seorang Brahmana / Pandhita baru saja melahirkan seorang putra dengan fisiknya sangat bugar dengan tangisan yang sangat keras ketika lahir, karenanya bayi tersebut diberi nama ” JOKO SEGER “. Di tempat sekitar Gunung Pananjakan, pada waktu itu ada seorang anak perempuan yang lahir dari titisan dewa. Wajahnya cantik juga elok. Dia satu-satunya anak yang paling cantik di tempat itu. Ketika dilahirkan, anak itu tidak layaknya bayi lahir. Ia diam, tidak menangis sewaktu pertama kali menghirup udara. Bayi itu begitu tenang, lahir tanpa menangis dari rahim ibunya. Maka oleh orang tuanya, bayi itu dinamai Rara Anteng. Dari hari ke hari tubuh Rara Anteng tumbuh menjadi besar. Garis-garis kecantikan nampak jelas diwajahnya. Termasyurlah Rara Anteng sampai ke berbagai tempat. Banyak putera raja melamarnya. Namun pinangan itu ditolaknya, karena Rara Anteng sudah terpikat hatinya kepada Joko Seger. Suatu hari Rara Anteng dipinang oleh seorang bajak yang terkenal sakti dan kuat. Bajak tersebut terkenal sangat jahat. Rara Anteng terkenal halus perasaannya tidak berani menolak begitu saja kepada pelamar yang sakti. Maka ia minta supaya dibuatkan lautan di tengah-tengah gunung. Dengan permintaan yang aneh, dianggapnya pelamar sakti itu tidak akan memenuhi permintaannya. Lautan yang diminta itu harus dibuat dalam waktu satu malam, yaitu diawali saat matahari terbenam hingga selesai ketika matahari terbit. Disanggupinya permintaan Rara Anteng tersebut. Pelamar sakti tadi memulai mengerjakan lautan dengan alat sebuah tempurung (batok kelapa) sehingga pekerjaan itu hampir selesai. Melihat kenyataan demikian, hati Rara Anteng mulai gelisah. Bagaimana cara menggagalkan lautan yang sedang dikerjakan oleh Bajak itu? Rara Anteng merenungi nasibnya, ia tidak bisa hidup bersuamikan orang yang tidak ia cintai. Kemudian ia berusaha menenangkan dirinya. Tiba-tiba timbul niat untuk menggagalkan pekerjaan Bajak itu. Rara Anteng mulai menumbuk padi di tengah malam. Pelan-pelan suara tumbukan dan gesekan alu membangunkan ayam-ayam yang sedang tidur. Kokok ayam pun mulai bersahutan, seolah-olah fajar telah tiba, tetapi penduduk belum mulai dengan kegiatan pagi. Bajak mendengar ayam-ayam berkokok, tetapi benang putih disebelah timur belum juga nampak. Berarti fajar datang sebelum waktunya. Sesudah itu dia merenungi nasib sialnya. Rasa kesal dan marah dicampur emosi, pada akhirnya Tempurung (Batok kelapa) yang dipakai sebagai alat mengeruk pasir itu dilemparkannya dan jatuh tertelungkup di samping Gunung Bromo dan berubah menjadi sebuah gunung yang sampai sekarang dinamakan Gunung Batok. Dengan kegagalan Bajak itu membuat lautan di tengah-tengah Gunung Bromo, suka citalah hati Rara Anteng. Ia melanjutkan hubungan dengan kekasihnya, Joko Seger. Kemudian hari, Rara Anteng dan Joko Seger menikah sehingga menjadi pasangan suami istri yang bahagia, karena keduanya saling mengasihi dan mencintai. Pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger membangun pemukiman dan kemudian memerintah di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, maksudnya “Penguasa Tengger Yang Budiman”. Nama Tengger diambil dari akhir suku kata nama Rara Anteng dan Jaka Seger. Kata Tengger berarti juga Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral tinggi, simbol perdamaian abadi. Dari waktu ke waktu masyarakat Tengger hidup makmur dan damai, namun sang penguasa tidaklah merasa bahagia, karena setelah beberapa lama pasangan Rara Anteng dan Jaka Tengger berumahtangga belum juga dikaruniai keturunan. Kemudian diputuskanlah untuk naik ke puncak gunung Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa agar di karuniai keturunan.
Tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang bungsu harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo, Pasangan Roro Anteng dan Jaka Seger menyanggupinya, kemudian didapatkannya 25 orang putra-putri, namun naluri orang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra-putrinya. Pendek cerita tentang Sejarah Gunung Bromo Legenda Bromo Tengger, pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah dengan mengancam akan menimpakan malapetaka, kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita sehingga kawah Gunung Bromo menyemburkan api. Kusuma anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api kemudian masuk ke kawah Bromo, bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara gaib: ”Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orang tua kita dan Hyang Widi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Syah Hyang Widi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji yang berupa hasil bumi kemudian di persambahkan kepada Hyang Widi asa di kawah Gunung Bromo. sampai sekarang kebiasaan ini diikuti secara turun temurun oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah Gunung Bromo.

Pantai Sioro Tanggunggunung Tulungagung

Ok Budy :-D, lama ia Guys Cece Eka gak posting tentang perjalan Cece. Pasti pada nyari,in ia. Hahahaha Maaf Guys. Oke kali ini Cece kembali untuk membahas beautiful beach again yaitu Pantai Sioro. Yups Pantai Sioro masih sangat asing bagi warga Tulungagung mungkin karena jalur aksesnya yang kurang memadai dan sulit. Hehehe Namun jangan salah Guys Pantai Sioro sangat memiliki dan menyimpan kecantikan yang luar biasa yang bisa memikat para pengunjung yang datang. Wah pasti kalian penasaran kan?? Hehehe Seperti biasa Guys Cece kalau maen tu not alone, but always with my Friend Firda Arica :-D. Kita maen bareng dan explore tempat-tempat yang menurut Kami berdua belum Kami ketahui. dan Pantai Sioro adalah tujuan Kami berdua.
Lokasi : Desa Ngrejo kec. Tanggunggunung Tulungagung Rute : dari kota ikuti petunjuk ke Campurdarat, sampai di pertigaan pasar Campurdarat belok kiri mengikuti petunjuk ke pantai Popoh, sampai di pertigaan SMA Campurdarat belok kiri mengikuti petunjuk ke Tanggunggunung. Sekitar 5kiloan ada pertigaan belok kanan masuk desa Ngrejo mengikuti petunjuk pantai Brumbun dan pantai Gerangan. Ikuti jalan jika ada pertigaan belok kiri mengikuti petunjuk ke balai desa Ngrejo. Sampai di area balai desa tanya warga arah jalan menuju pantai Sioro. Info : akses jalan ke pantai Sioro mulai dari desa Ngrejo benar2 membingungkan dan menyesatkan. Harus banyak2 tanya sama warga sekitar dan warga yg bekerja di ladang, karena dr desa Ngrejo perjalanan di lanjut melewati jalan setapak di area ladang penduduk. Bukan cuma jauh tp jalan setapak di area ladang ini banyak sekali percabangan. Selain itu medan jalan setapak juga naik turun dan berkelok kelok, bahkan ada juga yg berbatu. Karena keadaan yg seperti itulah yg membuat pantai Sioro menjadi salah satu pantai yg sulit di jangkau dan masih alami di Tulungagung.

Pantai Gatra Malang

Oke Guys Eka kembali lagi deng cerita perjalan Eka di Pantai Gatra. Seperti biasa Eka kesini tidak sendiri tapi sama seorang yang special+penting dalam hidup Eka. Kerena Ek biasanya rame-rame atau sama Mbak Firda. Tapi kali ini orang ini sangat membant Eka untuk menghargai waktu+perjuangan. Ok cece muai ia. Tentang Nusantara - Pantai Gatra, Kabupaten Malang - Jawa Timur. Pantai Gatra adalah satu pantai yang ada di Kabupaten Malang, Pantai ini termasuk Pantai Selatan yang terkenal akan ganasnya ombak yang di miliki oleh Pantai Selatan. Pantai Gatra termasuk dalam Konservasi Sendangbiru yang tepatnya berada di Desa Tambakrejo. Pantai Gatra memiliki destinasi wisata yang cukup bagus dan sering kali pantai ini menjadi tempat Camping bagi para pencita alam.
Pantai Gatra sejalur dengan Pantai Clungup dan bisa di tempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor 2 jam dari Kota Malang. Jika anda mengunjungi pantai ini anda harus berjalan sejauh 1 km dengan berjalan kaki dari posko informasi. Untuk tiket masuk anda harus memberikan donasi sebesar Rp. 6.000, cukup terjangkau untuk semua kalangan. Perjalanan menuju Pantai Gatra tidak terlalu jauh mungkin membutuhkan waktu sekitar 10 menit dengan jalur yang cukup landai dan mudah di jangkau. Anda akan melewati Pantai Clungup sebelum anda sampai ke Pantai Gatra, anda juga bisa menikmati Pantai Clungup sejenak dan tidak di pungut biaya lagi karena menjadi satu dengan tiket masuk. Kita juga bisa melanjutkan berwisata menuju beberapa pantai, salah satunya adalah Pantai Tiga Warna, Pantai Savana, Pantai Batu Belah, dan Pantai Mini. Untuk menuju pantai-pantai tersebut anda harus menyewa pemandu yang di pungut biaya Rp. 75.000 per 10 orang pengunjung atau perombongan wisatawan.
Oke Guys capek sudah Cece Eka membahas tentang Pantai Gatra, Kabupaten Malang - Jawa Timur.hahahaha Semoga bisa bermanfaat bagi kalian yang ingin berwisata kesini.

Pantai Clungup, Kabupaten Malang

Pantai Clungup adalah salah satu pantai yang ada di wilayang Kabupaten Malang tepatnya ada di Konservasi Sendangbiru, Desa Tambakrejo. Pantai Clungup merupakan pantai selatan yang patut di kunjungi pasalnya pantai ini menjanjikan pemandangan yang begitu indah tak kalah dengan pantai-pantai di sekitarnya.
Pantai Clungup bisa diakases dengan kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua, namun pantai kendaraan harus diparkir ditempat parkir yang telah dised-iakan oleh warga sekitar. Untuk bisa masuk ke Pantai Clungup anda harus memberikan donasi Sebesar Rp. 6.000, dan untuk parkir sepeda motor cukup membayar Rp. 3.000 cukup terjangkau untk semua kalangan dan sebanding dengan pemandangan yang disuguhkan. Pantai ini merupakan akses menuju Pantai Gatra, Pantai Tiga Warna, Pantai Savana, Pantai Mini, Pantai Batu Belah. Anda juga bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke pantai-pantai tersebut tapi disarankan menggunakan Tour Guide dengan membayar Rp. 75.000 per 10 orang wisatawan.
Akses Jalan Menuju Pantai Clungup Akses menuju Pantai Clungup dari Kota Malang memerlukan waktu sekitar 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Anda bisa mengambil jalur menuju Pantai Sendang Biru lalu di tengah perjalanan ada petunjuk arah menuju ke arah Pantai Clungup belok kanan mengambil arah ke Pantai Clungup dan Pantai Goa Cina sekitar 2 km dari pertigaan itu ada petunjuk arah lagi menuju Pantai Clungup dan anda tinggal mengikuti petunjuk yang ada di sepanjang jalan.
Mungkin jika anda memiliki waktu luang anda bisa mengunjung Pantai Clungup di daerah Kabupaten Malang - Jawa Timur. Indonesia Masih Indah untuk di Eksplore, Coba Buka Cendela Kamarmu........... :)